LG Keluar dari Kemitraan Proyek Rantai Pasok Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

LG Energy Solution, yang terdiri atas sejumlah entitas seperti LG Chem, LX International Corp, serta beberapa perusahaan lainnya, telah memilih untuk mengundurkan diri dari proyek jaringan suplai baterai mobil listrik di Indonesia.
Konsorsium tersebut turut mencakup berbagai badan usaha milik negara atau BUMN semisal Indonesia Battery Corporation (IBC).
Menurut laporan dari situs Yonhap, sebuah sumber dari LG Energy Solution menyatakan bahwa perusahaan tersebut terpaksa menghentikan implementasi investasi bernilai USD9,8 miliar atau kira-kira setara dengan Rp142 triliun.
Menurut dia, minimal ada dua sebab yang mendorong langkah mereka ini. Di samping keadaan pasaran sedang lesu akibatperlambatan minat untuk kendaraan elektrik di skala dunia, faktor lainnya adalah situasi iklim investasi saat ini.
Seperti yang telah disadari, penjualan mobil listrik global sempat merosot selama beberapa bulan belakangan ini, meskipun pada akhirnya tetap menampilkan tren kenaikan secara keseluruhan.
Sejumlah alasan di balik pengurangan tersebut meliputi: pergantian kondisi ekonomi yang mendorong konsumen menjadi lebih bijak dalam berbelanja, memilih untuk menanti varian dengan harga lebih rendah, serta keresahan para pembuat produk terkait angka suku bungan yang naik dan situasi pasaran yang kurang menguntungkan.
Namun demikian, LG mengklaim akan tetap meneruskan usaha pengembangan baterai bersama Hyundai Motor Group.
"Kami sudah mengambil keputusan setelah mengevaluasi situasi pasaran dan iklim investasi sebelumnya. Walau demikian, kita masih berencana terus menjalankan operasional perusahaan kami di Indonesia, termasuk pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power yang merupakan hasil kolaborasi bersama grup Hyundai Motor," jelas sumber tersebut.
Pada tahun 2023 sebelumnya, pembicaraan dengan firma dari Korea Selatan itu sempat berhenti akibat hambatan dalam penerapan Undang-Undang Penyusutan Inflasi di AS, yang mencemarkan reputasi produksi baterai dominannya oleh investasi perusahaan China.
Sumber tersebut menyebut bahwa LG Energy Solution sudah berunding dengan pemerintah Indonesia sebelum membatalkan partisipasinya dalam proyek yang disebut Konsorsium Titan.
Pada tahap pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) tersebut, jumlah modal ventura yang disediakan mencapai USD9,8 miliar atau kira-kira setara dengan Rp142 triliun.
Berdasarkan laporan performa penjualan produk LG di pasar global untuk bulan Januari hingga Februari tahun 2025, berdasarkan data dari lembaga riset energi asal Korea Selatan bernama SNE Research, LG Energy Solution menduduki posisi ketiga pada daftar produsen baterai elektrik dengan volume penjualan tertinggi secara global. Hal ini disusul oleh dua pemain lainnya yaitu CATL dan Build Your Dreams atau BYD, kedua perusahaan tersebut berasal dari negara Tiongkok.
Baterai buatan LG berhasil menjual sebanyak 12,7 GWh, jumlah ini meningkat 8,5% dari periode Januari hingga Februari tahun 2024.
Posting Komentar untuk "LG Keluar dari Kemitraan Proyek Rantai Pasok Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia"