SMP Petra 1 Surabaya: Pelopor Phytaverse di Indonesia
– SMP Kristen Petra 1 Surabaya kembali mengambil langkah maju dengan mengadaptasi pendekatan pendidikan sesuai kebutuhan modern. Rabu lalu, tepatnya pada tanggal 21 April, institusi tersebut secara resmi memperkenalkan klub ekstra kurikuler bernama Phytaverse. Ini adalah program pelajaran berorientasi STEAM (Saintifik, Teknologi, Rekayasa, Seni, Matematika) yang diciptakan guna merangsang kreativitas, pemikiran analitis, serta kemampuan inovatif para murid mulai dari usia dini.
Peluncuran Phytaverse adalah produk kerjasama antara PPPK Petra dengan NVT, yaitu suatu platfom pendidikan berteknologi yang diciptakan oleh pemuda-pemudi peneliti asal Vietnam dan Malaysia yang telah meraih penghargaan. Ini menandai pelaksanaannya pertama kali di salah satu sekolah swasta Indonesia, menjadikan SMP Kristen Petra 1 sebagai institusi pioneer nasional dalam mengimplementasikan Phytaverse.
Kepala Litbang PPPK Petra Surabaya, Lianto Atmodjo, menekankan bahwa peluncuran tersebut sesuai dengan visi One Stop Learning (OSL) yang dicanangkan oleh PPPK Petra. "Tujuan kami adalah untuk menciptakan program ekstrakurikuler yang betul-betul disesuaikan dengan keperluan generasi saat ini," jelasnya. "Bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan juga menjadi wadah pengembangan bakat serta pembentuk karakter mereka."

Phytaverse dibuat dengan dua bagian inti: Fundamental Junior yang ditujukan bagi siswa dari kelas VI sampai VIII, dan Fundamental Senior untuk siswa di tingkat IX hingga XII. Dalam masa pelatihan selama sepuluh bulan yang produktif ini, para peserta didik akan menggali pengetahuan tentang topik-topik mulai dari robotika, kecerdasan tiruan (AI), duplikasi sistem digital, internet benda-benda (IoT), hingga menciptakan projek-projek menggunakan teknologi terkini.
Acara ini bukan hanya berlangsung dengan pertemuan langsung saja. Dalam platform Phytaverse diteraplikasikan metode pembelajaran campuran, dimana setiap murid mendapatkan akun studi sendiri dan bisa mengeksplorasi kontennya sesuai waktu mereka. Menurut sistim tersebut, para siswa dapat melakukan proses belajar secara independen sebanyak 70% dari seluruh materinya. Sedangkan di sekolah, mereka fokus pada aspek-aspek yang memerlukan arahan langsung, lebih-lebih berkaitan dengan penjabaran proyeknya," ungkap Louis Fernaldy, Direktur NVT yang turut serta dalam perhelatan launching-nya.
Selanjutnya, Louis menjelaskan bahwa konsep Phytaverse tidak hanya menitikberatkan pada sisi teknikal saja, namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta penyelesaian masalah. "Tujuan kami adalah agar para siswa tidak hanya belajar cara menciptakan teknologi, melainkan juga memahami bagaimana teknologi dapat memberikan solusi praktis untuk menghadapi tantangan-tantangan di lingkungan sekitarnya," ungkapnya.
Semangat para pelajar tampak sejak awal sesi dimulai. Tercatat ada 38 siswa dari kawasan barat klaster Petra yang sudah mendaftar untuk menjadi bagian dari gelombang pertama ini. Para peserta tersebut akan menjalan melalui serangkaian kegiatan belajar dan kemudian merancang projek akhir dengan pendekatan STEAM, misalnya membuat rumah pintar, tempat parkir cerdas, atau sistem automatis dasar lainnya.

Proyek ini sekaligus menandakan titik awal bagi perluasan Phytaverse ke berbagai sekolah Petra lainnya, yang meliputi Petra Manyar sampai Petra Acitya. "Tujuan kita tidak semata-mata membentuk pelajar dengan prestasi akademis tinggi, tetapi juga karakter yang kokoh serta persiapan dalam menyongsong tantangan zaman digital," jelas Lianto. Ini adalah visi tentang masa depan dunia pendidikan.
Phytaverse telah membawa perubahan besar di SMP Kristen Petra 1 Surabaya, tidak hanya menambah pilihan aktivitas ekstrakurikuler, tapi juga mengantarkan generasi muda agar lebih mahir dalam hal teknologi, kreatif, serta siap bersaing secara internasional.
"Kami sangat bahagia melihat para siswa belajar secara efektif. Persiapan menghadapi masa depan di era modern yang serba instan dan cepat ini sekaligus memberikan manfaat bagi lebih banyak pihak," jelas Kepala Sekolah SMP Kristen Petra 1 Surabaya Yurui Sp.D., M.M.
Menurut dia, hadirnya Phytaverse sangat disambut baik oleh pihak sekolah. Terlebih lagi, seriusitas dalam pelaksanaannya sudah nampak dari awal melalui penyuluhan kepada guru-guru mereka. Dia mengatakan lebih lanjut bahwa hal ini bertujuan agar perhatian tidak hanya tertumpu pada mencetak murid-murid yang memiliki pemikiran kritis dan kreatif saja, tetapi juga mempersiapkan para pengajar. Begitulah penegasan akhir Yurui.
Posting Komentar untuk "SMP Petra 1 Surabaya: Pelopor Phytaverse di Indonesia"