Inilah Petasol: BBM Ramah Lingkungan dari Limbah Plastik Banjarnegara

- Berikan suka tanda dengan ibu jari ke salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang ada dibawah ini.

Di daerah ini terdapat BBM baru sebanding dengan solar yang diproduksi dari pengolahan limbah plastik.

Daerah yang dimaksud adalah Kabupaten Banjarnegara.

Pembuatan bahan bakar minyak jenis solar dari pengolahan sampah plastik dilakukan oleh BRIN bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara serta Bank Sampah Banjarnegara (BSB).

Proses pemrosesan teknologi itu memakai mesin fast pyrolysis (Faspol). Bahan bakar minyak yang dihasilkan dari proses ini disebut Petasol.

Heru Susanto dari Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Ulang (PR SPBPDH) BRIN menyatakan bahwa Petasol sudah melalui proses pengujian di laboratorium BRIN serta Badan Besar Tes Migas Lemigas.

Hasil uji menunjukkan bahwa Petasol sesuai dengan standar bahanbakar sejenis solar diesel B0.

"Sampah plastik yang lebih bersih dan kering saat diproses akan menghasilkan output dan mutu yang semakin bagus," kata Heru, sebagaimana dilaporkan pada situs web BRIN, (23/3/25).

Tri Martini Patria, koordinator kelompok riset tentang pemanfaatan sumber daya dalam rekayasa siklus berkelanjutan PR SPBPDH BRIN, menyatakan bahwa mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak mempunyai potensi ekonomi yang sangat baik.

"Pemrosesan limbah plastik menjadi produk seperti Petasol berdasarkan konsep ekonomi sirkuler bukan saja mengecilkan jumlah sampah, melainkan juga menciptakan energi pengganti yang lebih baik untuk lingkungan," terang Tria.

Budi Trisno Aji selaku ketua BSB menyatakan bahwa Petasol mampu membantu dalam pengoperasian peralatan pertanian di area pertanian Banjarnegara.

"Budi mengatakan bahwa lebih dari 52 mitra sudah meniru teknologi Kedelai ini, yang meliputi wilayah di luar pulau Jawa," katanya.

Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana menyampaikan apresiasinya untuk bimbingan serta kolaborasi yang sudah berlangsung.

Dia menginginkan agar inovasi itu bisa memberikan pilihan sebagai penyelesaian masalah pengolahan limbah di Banjarnegara.

"Selama dua tahun terakhir, penelitian yang mendukung pengembangan daerah sudah dilakukan di Banjarnegara. Kami masih sangat mengandalkan peranan BRIN untuk masa depan sehingga kolaborasi dalam bidang penelitian bisa diperluas secara signifikan," jelas Amalia.

Berbagi :