F-35C Navy Jets Amerika Jaga Il-38N Rusia di Atas Samudera Pasifik

.JAKARTA — Terjadi pertemuan tak terduga beberapa waktu lalu di atas Samudera Pasifik yang luas, ketika jet tempur F-35C Lightning II dari Angkatan Laut Amerika Serikat melayang bersama dengan Ilyushin Il-38N milik Rusia. Salah satu pesawat perang paling canggih dalam armada AS itu dikerahkan untuk mengiringi salah satu pesawat pengintai laut serta kapal penyergapan Rusia tersebut.
Adegan dramatis yang direkam dalam video dan tersebar luas melalui berbagai saluran media sosial seperti X ini terjadi pada ketinggian rendah, dengan siluet dari Kapal Induk USS Carl Vinson dapat dilihat di bawahnya. Kedekatan luar biasa antara kedua kekuatan besar tersebut telah mengundang minat para ahli serta masyarakat umum, memberi kita gambaran tentang dinamika strategis yang tengah berkembang di wilayah laut internasional.
Video yang direkam dari perspektif Rusia memperlihatkan pesawat Ilyushin Il-38N dikelilingi oleh jet tempur F-35C yang ringan dan memiliki kemampuan penyamaran. Laporan juga menyebutkan bahwa ada jet tempur AS lainnya, yakni F/A-18F Super Hornet, yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut.
Seorang Perwakilan Resmi Angkatan Laut AS di Pasifik telah membenarkan hal tersebut kepada Newsweek bahwa interaksinya terjadi ketika USS Carl Vinson melintasi Samudera Pasifik. Ia menggarisbawahi bahwa pesawat militer Rusia dievakuasi dan didampingi dengan metode yang dinilai sebagai "aman dan profesional."
Tidak disebutkan secara spesifik kapan atau di mana tepatnya kejadian itu terjadi di Samudera Pasifik. Namun, postingan di platform X serta laporan selanjutnya mengindikasikan bahwa acara tersebut terjadi beberapa hari sebelum minggu ini. Hingga saat ini, Kementerian Pertahanan Rusia belum membuat pengumuman resmi; oleh karena itu, informasi utama berasal dari sumber-sumber Amerika Serikat dan gambar yang tersebar luas.
Rapat tersebut tidak hanya merupakan peristiwa tunggal melainkan sebagian dari tren hubungan militer yang lebih besar antara Amerika Serikat dan Rusia, terutama di area di mana kepentingan kedua negara bersilangan. Lautan Pasifik, sebagai zona strategis untuk kedua belah pihak, sudah mengalami situasi mirip dalam dekade ini sementara setiap pihak mencoba merespons aktivitas armada lawannya.
USS Carl Vinson beserta Carrier Air Wing 2, sudah menjalani operasi di Pasifik Barat sebelum dikirim kembali ke wilayah Timur Tengah, sesuai dengan pernyataan resmi dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat minggu lalu. Di sisi lain, sebuah kanal Telegram dalam bahasa Rusia memuat klaim bahwa beberapa hari yang lalu, pesawat IL-38 dari Angkatan Laut Pasifik tengah melaksanakan tugas latihan tempur biasa di atas Selat Jepun, hal ini bisa jadi merupakan indikator adanya aktivitas operasional Rusia yang kemudian menjadi penyebab terjadinya interaksi udara tersebut.
Pesawat yang terlibat menggambarkan perbedaan antara teknologi dan taktik. F-35C, yaitu pesawat tempur generasi kelima dikembangkan secara spesifik untuk misi di atas kapal induk, menjadi senjata utama dalam armada udara militer Amerika Serikat. Dengan desainnya oleh Lockheed Martin, pesawat ini dilengkapi dengan fitur penyamaran, sistem pendeteksian lanjutan, serta kemampuan serangan tepat sasaran, sehingga memposisikan dirinya sebagai fondasi dari daya ledak angkatan laut A.S.
Sahabatnya, pesawat patrol Il-38N merupakan modifikasi terbaru dari konsep lama pada masa Uni Soviet di dekade 1960-an yang dibuat oleh produsen Ilyushin. Dalam fungsi sebagai kendaraan anti-kapal selam, alutsista tersebut telah disematkan teknologi pendeteksian canggih serta mampu menjaring ranjau atau meluncurkan torpedo walaupun tak sebanding dalam hal kelajuan dan manuver ketimbang pesawat tempur jenis jet.
Pengaturan formasi pesawat tersebut selama penerbangan menyoroti pendekatan yang berbeda terhadap kekuasaan di udara dan lautan yang dipilih oleh Washington dan Moskow.
Ahli militer menyatakan bahwa tindakan seperti itu adalah sesuatu yang biasa namun penting. David Ochmanek, seorang penasihat tingkat lanjut dari RAND Corporation dengan latar belakang luas di bidang kebijakan pertahanan, menegaskan bahwa misi-misi tersebut bertujuan untuk dua alasan utama: mempertahankan keamanan armada serta mendapatkan informasi rahasia.
"Saat pesawat asing mendekati rombongan serangan terhadap kapal induk, langkah yang biasa diambil adalah menerbangkan pesawat perang guna mengenali serta mengikuti mereka," demikian katanya menurut laporan tersebut. Bulgarian Military .
Baca: Drone Bayraktar TB3 Berhasil Meluncurkan Rudal Supersonik IHA-122
Pada situasi tersebut, hadirnya F-35C dan F/A-18F mencerminkan tanggapan bertingkat dari Amerika Serikat, di mana teknologi penyamarannya dikombinasikan dengan fleksibilitas Super Hornet yang telah dibuktikan. "Mereka kedua-duanya sedang menguji batasan waktu respon serta kapabilitas satu sama lain sementara menyampaikan pesan soal ketersediaan mereka."
Posting Komentar untuk "F-35C Navy Jets Amerika Jaga Il-38N Rusia di Atas Samudera Pasifik"