Coba Terapkan di Tempat Kerja! 7 Rahasia Orang Jepang Tetap Maju Tanpa Merasa Kewalahan

- Telah dikenali secara luas bahwa Jepang merupakan salah satu negeri di Asia yang populer karena tingkat disiplinnya dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali bidang pekerjaan.
Apakah berperan sebagai pekerja atau pemilik bisnis, kedua belah pihak menunjukkan kesetaraan dalam hal kepatuhan dan tanggung jawab terhadap hak serta kewajibannya. Karena alasan ini, Jepang layak dijadikan teladan sehingga kita dapat mengambil pelajaran untuk kemajuan, terutama di bidang profesional.
Berikut ini informasi yang dikutip dari situs Killer Startups pada hari Kamis (08/05). Berikut tujuh metode bagaimana orang-orang di Jepang dapat maju tanpa mengalami kelelahan berlebih, termasuk sebagai berikut:
1. Mereka memegangi "ikigai" sebagai pedoman utama mereka.
Ikigai berfokus pada pengenalan dan pemeliharaan titik temu antara hal-hal yang kamu cintai, keahlianmu, serta apa yang menjadi kebutuhan dunia. Banyak warga negara Jepang menerapkan konsep ini dengan sungguh-sungguh, meskipun mereka belum tentu menggunakan istilah "ikigai".
Hal ini terwujud dengan mengintegrasikan dedikasi ke dalam kesenangan pribadi, berkontribusi secara sukarela di lingkungan setempat, atau mencapai misi melalui profesi yang lebih dari sekedar upah. Konsep Ikigai memberikan pemahaman yang lebih jernih tentang aspek-aspek harian hidup seseorang.
2. Mereka menggantungkan diri pada kepemilikan oleh grup serta dukungan dari masyarakat sekitar.
Perasaan persaudaraan dan kepemilikan yang mendalam kerap diakui sebagai alasan utama untuk kesejahteraan serta ketahanan masyarakat mereka yang luar biasa. Konsep universal ini bukan hanya berlaku bagi Okinawa saja. Sehingga sepanjang Jepang, hubungan sosial dapat sangat erat.
Bayangkan betapa seringnya rekan sekerja berinteraksi satu sama lain seusai jam kerja atau seperti saat warga desa bergabung dalam acara perayaan. Bagi pihak luar, ikatan semacam itu mungkin terlihat kaku dan bertautan secara hirarkis; namun, bagi kebanyakan dari kita, hal tersebut menjadi tempat mencari bantuan dan dukungan.
3. Mereka merasakan kedamaian melalui kebiasaan harian yang biasa saja.
Terdapat sensasi keteraturan serta ritus dalam rutinitas harian yang bisa merubuhkannya menjadi suatu bentuk semibermeditasi. Mengambil contoh kegiatan sederhana mempersiapkan segelas teh matcha, ini tak sekadar melarutkan bubuk pada air hangat.
Terdapat proses terencana seperti memanaskan mangkuk, menuangkan teh secukupnya, dan kemudian mencampurnya dengan lembut. Melihat betapa telitinya hal tersebut dapat membawa kesadaran kepada kita semua bahwa dengan fokus pada tiap tahapan, maka kita bisa benar-benar hidup dalam momen tersebut.
Jika Anda merombak pekerjaan sehari-hari menjadi ritual mini, hal ini bisa meminimalkan keresahan pikiran. Tidak diperlukan prosesi penyajian teh ala Jepang untuk mendapatkan hasil tersebut; suatu aktivitas sederhana seperti menyikat piring dengan fokus total pun mampu memberikan ketenangan luar biasa.
4. Mereka berpindah ke alam terbuka untuk proses penyegaran.
Di Jepang terdapat istilah shinrin-yoku atau dikenal juga sebagai mandi hutan. Kegiatannya mencakup jalan-jalan santai dengan fokus penuh di area hutan atau taman hijau. Konsepnya adalah menyatu dengan alam, mengaktifkan kelima indera kita, serta meninggalkan interaksi digital sejenak.
Banyak warga negara Jepang menghabiskan waktu mereka untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alam, seperti ekspedisi satu hari ke kolam renang air hangat di dataran tinggi atau mendaki gunung pada akhir pekan.
5. Mereka memastikan pola makannya selalu seimbang
Sikap yang setimbangan terhadap makanan, biasanya mengutamakan sayur-sayuran, protein rendah lemak, serta makanan hasil fermentasi, sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh. Bahkan, porsinya di Jepang umumnya lebih sedikit daripada yang kerap ditemui di banyak negara Barat.
Sebagian orang turut menerapkan "hara hachi bu," yaitu cara makannya hanya sekitar 80% dari kekenyalan maksimal. Mengonsumsi makanan secara sadar bisa mendukung pengendalian metabolisme tubuh serta mencegah konsumsi berlebih, hal ini pun akan memberikan dampak positif terhadap energi dan mood seseorang.
6. Mereka sangat menikmati waktu istirahat, termasuk tidur siang.
Salah satu hal yang mungkin mengagetkan para tamu yang datang ke Jepan adalah kadang-kadang bisa melihat seseorang tertidur di dalam kereta atau bahkan di mejanya. Tingkah laku tersebut disebut inemuri dan biasa terjadi ketika orang sedang tertidur.
Inemuri kerap dianggap bisa diterima apabila seseorang masih "terjangkau secara sosial," artinya orang tersebut mampu menyatu lagi dalam pembicaraan bila dibutuhkan. Hal ini tidak melibatkan pendengaran penuh, namun lebih mirip dengan istirahat singkat yang direncanakan.
Istirahat singkat ini bisa dengan mudah mengubah tingkat produktivitas serta ketajaman pikiran Anda. Fenomena dikenal sebagai inemuri mungkin tampak asing bagi sebagian orang, namun metode ini ternyata efektif dan memberi pengaruh besar.
7. Mereka mengagumi kecantikan yang terdapat pada kesalahan atau ketidaklengkapan.
Pengajaran estetika Jepang tentang wabi-sabi membimbing kita untuk memuliakan kecantikan pada kesalahan dan keterbatasan. Di lingkungan sosial yang sering kali begitu keras dan menuntut, prinsip ini menjadi pereda seimbang; contohnya adalah sebuah cawan teh dengan goresan atau cacat dilihat sebagai sesuatu yang istimewa berkat karakteristiknya itu sendiri, serta bunga ceri yang dikagumi lebih karena singkatnya waktu mekar daripada panjangnya masa hidup.
Konsep ini mengajak kita untuk melepaskan kerumitan terkait perfeksionisme. Kita cenderung memperparah stres karena merasa wajib mengontrol segala akhir dari suatu proses. Pendekatan Wabi-Sabi memberi panduan lain, yaitu menerima realitas hidup beserta kekurangannya dan mendapatkan kedamaian melalui penghargaan atas hal tersebut.
Menurut halaman Suka Jepang pada hari Kamis (08/05), walaupun sumber daya alam di Jepang terbatas, negeri bunga cherry tersebut berhasil mengembangkan perekonominya menjadi sangat kuat berkat tingginya disiplin dan dedikasi dalam bekerja.
Ini menunjukkan bahwa meskipun kita tak memiliki dukungan material dari keluarga atau pihak manapun, semua masih dapat berkembang lewat usaha keras, keikhlasan, serta dedikasi dalam mencapai tujuan dengan jalan yang positif tanpa harus merugikan diri sendiri ataupun oranglain.
Posting Komentar untuk "Coba Terapkan di Tempat Kerja! 7 Rahasia Orang Jepang Tetap Maju Tanpa Merasa Kewalahan"