Segenggam Impian, Terbang Tinggi ke Masa Depan

Tidak tahu harus menggambarkan perasaan apa, tetapi perjalanan tersebut terasa seperti suatu keajaiban. Bahkan sampai sekarang saya masih belum bisa mempercayainya saat mengingat kembali petualangan ibadah umrah beberapa tahun silam itu.

Perjalanannya ini awalnya sama sekali tidak terbayangkan atau direncanakan. Suatu hari tiba-tiba muncul saat seorang dermawa menghadiahkan kesempatan untuk pergi umrah. Peluang berharga itu tentu saja tidak boleh diabaikan dengan mudah.

Siapakah yang tidak menginginkan untuk shalat di Masjid Nabawi? Dan siapakah yang tidak bermimpi sujud di Masjidil Haram sambil memandang Ka'bah secara langsung?

Tetapi, kadang-kadang saya juga berpikir apakah pantas bagi saya untuk termasuk dalam daftar undangan Allah untuk berkunjung ke baitullah. Di sisi lain, ada banyak orang di dunia yang menurut pendapat saya jauh lebih layak menerima kesempatan tersebut.

Bisa jadi Allah tengah mencoba saya dengan pemberian peluang tersebut.

Setiap harinya di bumi yang suci membuat perananku terasa makin tidak berarti. Memang benar aku hanyalah seorang yang tak memiliki tempat penting di baitullah maupun dalam kehidupan ini.

Beberapa hal telah menghantam pemikiran saya dengan begitu dalam sehingga menyadarkannya akan keterbatasan kesalehan diri yang sebenarnya, hanya sebagai bayang-bayang apa yang mungkin terbayangkan. Di antara kerumunan besar jamaah umrah, rasa rendah hati itu bertambah dan sujudku pun tak jarang disertai air mata.

Waktu sembilan tahun telah berjalan, dan saat ini tiap kali mendengar tentang seseorang teman atau keluarga pergi Umrah, selalu muncul rasa rindu dalam hati. Terdapat dorongan batin serta hasrat untuk dapat sekali lagi melakukan penerbangan dan merasakan langkahmu di Bumi Suci tersebut.

Khususnya ketika bulan Ramadan datang. Tidak terbayangkan bagaimana rasanya melaksanakan ibadah puasa Ramadan di tanah suci.

Tidak tahu bagaimana rasanya menjelang subuh yang sejuk itu sambil makan sahur, lalu melanjutkan langkah ke arah Masjid Nabawi atau Masjidil Haram untuk melakukan salat Subuh bersama-sama.

Tidak terbayangkan betapa indainya buka puasa bersama-sama dengan jemaah-jemaah yang berasal dari seluruh belahan dunia ini, diikuti oleh salat Maghrib, Isya, lalu tarawih secara beramai-ramai.

Iya, harapan tersebut pasti ada, walaupun jujur saja, saya tidak tahu kapan atau jika benar-benar dapat direalisasikan selama sisa hayatku. Namun, saya masih percaya bahwa kadang-kadang skenario buatan manusia akan mengambil arahnya sendiri, mungkin melalui cara-cara yang sama sekali tak terduga.

Di kedalaman jiwa, masih tersimpan hasrat untuk dapat terbang lebih tinggi. Betul, setelah memperdengarkan kisah-kisih mereka, perjalanan ibadah umrah di tanah suci Arab Saudi kemudian disusului oleh pengembaraan rohani menuju negera lain seperti Mesir dan Turki, hingga menikmati atmosfer Timur Tengah di negara seperti Qatar dan Uni Emirat Arab.

Oh, betapa beruntungnya setiap orang yang memiliki kesempatan untuk dapat terbang ke negeri-negeri tersebut. Bahkan saya telah membayangkan seperti apa sensasi duduk di dalam kokpit Qatar Airways selama perjalanan itu.

Perjalanan panjang yang berlangsung selama beberapa jam, melewati batasan daerah negara serta zona waktu, pastinya memerlukan pertimbangan akan pemilihan maskapai dengan kenyamanan terbaik.

Menetap di dalam pesawat untuk jangka waktu yang lama tidaklah mudah karena dapat menyebabkan kebosanan dan dampak pada kesehatan tubuh kita. Oleh sebab itu, sangat penting adanya fitur hiburan di dalam pesawat serta layanan prima dari maskapai tersebut.

Berdasarkan reputasinya, pasti Qatar Airways telah terbiasa menawarkan pelayanan untuk para penumpang biasa ataupun jemaah haji dan umrah yang berada di perjalanan menuju Tanah Suci. Oleh karena itu, fasilitas seperti penyajian makanan dan minuman, bersama dengan ketepatan waktu dan kesopanan kru pesawat akan menjadi faktor utama dalam menciptakan kenyamanan bagi para penumpang tersebut.

Berdasarkan pengalaman saya pada perjalanan umrah sembilan tahun silam, layanan kru kapal terbang untuk pesawat yang mengangkut jemaah umrah tentu harus maksimal dan tidak bisa asal-asalan.

Mengapa tidak? Setiap penumpang yang baru pertama kalinya naik pesawat memiliki potensi untuk mengalami berbagai hal, dan ini membutuhkan kesabaran serta ketekunan dari seluruh anggota kru kokpit dan kabin.

Lebih lanjut, mengatasi hambatan berbahasa yang dapat menyebabkan salah paham. Serta saat perlu memberikan tambahan perhatian pada penumpang lanjuk usia.

Inilah sebabnya Qatar Airways menjadi preferensi utama bagi mereka yang bermimpi mengeksplorasi planet ini dan berharap untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

Tiap perjalanan pasti membawa pesan serta kisahnya sendiri. Oleh karena itu, orang tersebut dianggap beruntung bila mempunyai peluang seperti itu.

Posting Komentar untuk "Segenggam Impian, Terbang Tinggi ke Masa Depan"