Tidak Semua IPO Segera Cetak Cuan: Perhatikan Nasihat Analis Ini


IPO Terbaru 2025: Chandra Daya Investasi dan Tren Saham Baru di BEI

JAKARTA – Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh penawaran umum perdana saham (IPO) berskala besar di tengah tahun yang lesu. Kali ini, PT Chandra Daya Investasi (CDIA), anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia dengan potensi penghimpunan dana sebesar Rp 2,73 triliun.

Tren IPO 2025: Hanya 14 Emiten Baru

Berdasarkan data Bogorpedia per 19 Juni 2025, hanya 14 emiten yang berhasil IPO tahun ini. Total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 7,37 triliun, namun hanya dua emiten yang mampu melampaui angka triliunan:

  • PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) – Rp 2,3 triliun (IPO di harga Rp 4.060/saham)
  • PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) – Rp 2,04 triliun (harga Rp 2.390/saham)

Sayangnya, saham YUPI telah anjlok 23,43% ke level Rp 1.830/saham pasca-IPO, menjadi contoh risiko nyata dalam investasi IPO.

Contoh IPO Gagal: GOTO, BUKA, dan MTEL

Kasus IPO besar seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi pelajaran berharga. GOTO meraih dana Rp 15,8 triliun pada 2022 namun kini sahamnya merosot ke Rp 61 dari harga IPO Rp 338. Begitu pula dengan BUKA yang IPO di Rp 850 namun kini hanya berada di Rp 137.

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) juga senasib, turun 31,87% dari harga IPO ke Rp 545 hingga 19 Juni 2025.

Pandangan Analis: Jangan Hanya Lihat Nilai Emisi

Irwan Ariston, pengamat pasar modal, mengingatkan bahwa saham IPO seringkali dijual dengan valuasi tinggi dan berisiko. Ia menyarankan agar investor memperhatikan:

  • Prospek sektor usaha
  • Komposisi direksi dan komisaris
  • Valuasi dibanding pasar sekunder

“Jika penjatahan besar, bisa jadi saham tidak laku. Jika sedikit, kemungkinan market maker akan menaikkan harga,” ujarnya.

Kartika Sutandi: Kenali Pemilik Emiten

Kartika Sutandi menambahkan pentingnya mengenali siapa di balik perusahaan. Ia mencontohkan saham milik Prajogo Pangestu seperti:

  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) – naik 685,25% dari Rp 780 ke Rp 6.125
  • PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) – melesat 5.195,45% dari Rp 220 ke Rp 11.650

“Jika pemilik perusahaan serius dan bonafide, harga saham akan terjaga. Jika hanya cari cuan cepat, investor bisa dirugikan,” tegasnya.

Kesimpulan: IPO Butuh Analisis Mendalam

IPO memang menawarkan potensi keuntungan cepat, namun juga mengandung risiko tinggi. Investor disarankan untuk:

  1. Melakukan riset fundamental perusahaan
  2. Mengevaluasi prospek sektor industri
  3. Membandingkan valuasi dengan saham serupa di pasar sekunder
  4. Mengetahui rekam jejak pemilik atau pendiri perusahaan

Dengan pendekatan yang hati-hati, IPO bisa menjadi peluang, bukan jebakan investasi.

Baca juga: Peran Strategis Pemkab Bogor dalam Mendorong Ekonomi Daerah

0/Post a Comment/Comments