Orang yang Merasa Terintimidasi Seringkali Mencerminkan 5 Bahasa Tubuh Ini saat Berhadapan dengan Lawan Bicara

– Tanda-tanda nonverbal seperti itu bisa menyediakan pandangan penting ke dalam perasaan orang-orang di sekeliling kita, kerap kali menunjukkan lebih dari yang bisa dinyatakan melalui ucapan.
Gejala-gejala tersebut umumnya samar-samar. Apabila Anda mengenali tanda-tandanya, maka akan jauh lebih mudah untuk berhati-hati ketika bertutur kata dan bersikap.
Di mana Anda bisa meningkatkan rasa simpati Anda, menyesuaikan metode komunikasi, serta membuat lingkungan yang lebih hangat untuk dialog yang sinceren?
Berikut adalah 5 tanda-tanda bahasa tubuh orang yang merasa ditekan atau takut dengan lawan bicaranya, sebagaimana diambil dari situs web Personal Branding Blog.
1. Menjaga jarak fisik
Apabila seseorang terus-menerus menempatkan diri di posisi yang berbeda dari kebiasaan mereka, hal itu bisa menjadi indikasi bahwa mereka sedang merasakan ketidaknyamanan.
Walau batas pribadi bervariasi antara satu individu dengan lainnya serta antar budaya, adanya jarak sangat luas bisa menggambarkan harapan akan rasa aman emosional.
Jika sebaliknya mereka mendorong kursi ke belakang atau menjauh saat saya mendekati, saya pun mulai meragukan apakah terdapat ketidaknyamanan dalam interaksi tersebut.
Terkadang ini bisa disebabkan oleh selera individu yang menginginkan area bebas yang lebih luas. Namun, bila situasi tersebut seringkali timbul, pikirkanlah kemungkinan bahwa hadirnya Anda atau cara Anda bersikap dapat jadi merupakan faktor utamanya.
Oleh karena itu, bila Anda melihat ada orang yang sering kali menjaga jarak secara fisik, ini mungkin merupakan indikasi bahwa mereka merasa Anda terlampau berlebihan atau menyeramkan bagi mereka dalam beberapa situasi.
2. Mengelakan kontak mata yang terlalu lama
Jika ada yang mengelakkannya, kemungkinan besar karena mereka pendiam, kurang konsentrasi, atau merasakan cemas dalam bersosialisasi. Akan tetapi, jika secara terus-menerus sulit melihat langsung kepada Anda, ini dapat jadi tanda adanya unsur penyeraman. Menjaga kontak mata sangat penting untuk menciptakan rasa percaya serta menjalin ikatan interpersonal.
Apabila orang lain menganggap Anda terlalu dominan, kemungkinannya adalah mereka akan cenderung menjauh. Memang benar bahwa setiap dari kita memiliki momen-momen saat merasa letih atau penuh tekanan, sehingga penting juga untuk melihat situasinya dengan bijak.
Melakukan penghindaran secara konsisten, misalnya dengan memandangi lantai atau mengeksplorasi plafon saat sedang dalam percakapan, adalah tanda kesulitan untuk berkata-kata. Apabila mendapati situasi tersebut, sebaiknya coba ubah metode komunikasi Anda.
3. Mengungkapkan ketakutan yang berlebihan
Menggerak-gerakkannya kaki, memukulkan jarinya di atas meja, atau bermain-main dengan pensil; perilaku-perilaku repetitif ini bisa membantu seseorang mengalihkan energi gelisahnya.
Apabila Anda mencatat bahwa kecemasan ini bertambah tiap kali Anda berkomunikasi dengan seseorang, bisa jadi itu menunjukkan kalau mereka merasa cemas atau takut oleh hadirnya Anda. Perilaku gelisah yang tidak berlebihan bukanlah sesuatu yang negatif secara otomatis. Akan tetapi, apabila individu tersebut tampak lebih banyak melakukan perilaku gelisah saat bersama Anda daripada orang lain, akan bijaksana untuk mulai mempertimbangkan hal ini.
Dengan menyadari pengaruh yang kita miliki terhadap orang lain, kita bisa mengurangi beban ketika dibutuhkan dan membuat mereka merasa tenang saat berada di sekitar kita.
4. Berkata lebih jarang daripada biasanya
Apabila ada orang yang mendadak menjadi kaku, hampir tak beranjak maupun bersuara, bisa jadi ini mengindikasikan kalau mereka belum merasa tenang atau kurang terbuka untuk menyuarakan perasaannya.
Rasanya cemas di muka umum bisa membuat otak orang tersebut terasa kosong, menurunkan kapabilitas mereka dalam merangkai pemikiran yang logis dan jernih.
5. Memperlihatkan kebaikan sopan santun secara berlebihan
Walaupun bersikap santun biasanya adalah sesuatu yang bagus, bertindak terlalu berlebihan sampai tampak seperti memuja-memujanya justru seringkali mengisyaratkan rasa cemas.
Bayangkan momen-momen ketika Anda merasa harus tertawa terbahak-bahak setelah mendengarkan lelucon dari bos Anda atau tersenyum lebar-lebar tiap kali berjumpa dengan orang yang memiliki posisi lebih tinggi.
Hal tersebut tidak menunjukkan bahwa individu tersebut adalah seorang tiran; mungkin saja ini hanyalah interaksi kekuasaan biasa. Bila Anda meragukan seseorang yang sangat berupaya untuk tampak menggembirakan atau menyenangkan, pikirkanlah apakah suasana di lingkungan mereka terasa nyaman serta terbuka bagi semua pihak.
Terkadang, dengan menyampaikan bahwa Anda menghormati pandangan yang lugas dan tanpa basa-basi serta menunjukkan hal itu secara ikhlas bisa membantu meringankan ketakutan mereka akan penilaian.
Posting Komentar