
- Semakin banyaknya kendaraan niaga asal Cina yang masuk ke Indonesia semakin memperluas pilihan bagi konsumen, terutama di sektor truk dan kendaraan komersial.
Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, di era global ini semua memang berlaku persaingan yang terbuka dan tulus.
“Pemerintah memang memiliki wewenang untuk membatasi kuantitas impor, tapi dengan melakukan hal itu, apakah tidak bertentangan dengan WTO? Apalagi Indonesia termasuk negara anggota WTO,” kata Bambang kepada , Rabu (22/1/2025).
Meski begitu, Bambang mengatakan truk-truk dari China memberikan keuntungan bagi para pengusaha.
"Apa yang dirasakan oleh pengguna sebagai keuntungan adanya truk bekas impor dengan harga yang lebih rendah. Semua kembali kepada pilihan pembeli, apakah akan memilih dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat di pasar kendaraan jenis truk.”
Namun, Bambang juga mengatakan bahwa truk-truk yang diproduksi di Cina masih belum populer di Indonesia karena pangsa pasar dipengaruhi oleh makelar.
"Truk-truk China sampai sekarang belum menjadi sangat populer di Indonesia atau mobil-mobil China tidak mendapatkan akses pasar yang besar, lebih-lebih pasar mobil bekas ditentukan oleh para makelar. Makelar-makelar ini lah yang sering menjelehd truk China/atuan mobil penumpang China karena barang dagangan mereka masih banyak barang-barang dari Jepang," kata Bambang.
Bambang juga mengatakan bahwa kebiasaan orang Indonesia ketika membeli kendaraan, tidak peduli itu sepeda motor, mobil bahkan truk, mereka lebih fokus pada harga belinya.
"Apa yang akan terjadi pada harganya besok, kalau negara-negara seperti Eropa, Tiongkok, dan Jepang tidak, mereka hanya memikirkan bahwa meskipun truk bisa digunakan selama 10 tahun, maka nilai ekonominya akan hilang. Jadi, truk itu bisa dilepaskan atau diberikan kepada orang lain pun tidak apa-apa," kata Bambang.
“Jika orang di sini masih memikirkan hal ini, mungkin ada keuntungan meskipun penyusutan sudah selesai pada tahun delapan, contohnya pada tahun ke-10 barangkali jualnya dapat mendapatkan nilai keuntungan,” katanya.
Meskipun truk China menghadirkan harga yang lebih terjangkau, faktor nilai jual kembali dan keutuhan penguasaan pasar Indonesia oleh pedagang nasional masih menjadi tantangan bagi kerja sama truk China di pasar domestik.
Posting Komentar